Petani Karawang Uji Coba Traktor Model Terbaru

Karawang - Petani Lemahabang Wadas menggunakan jenis traktor baru untuk menggarap lahan pertaniannya. Teknologi pertanian ini, sepertinya cukup dinikmati operatornya, karena biasanya mengoperasikan traktor sambil berjalan. Sementara, untuk mengoperasikan traktor baru ini, penggunanya cukup duduk seperti sopir mobil.


Operator traktor tersebut, Yuda, mengatakan bahwa banyak kelebihan menggunakan traktor keluaran terbaru Kubota ini dibanding dengan menggunakan traktor model lama, hasil olahan tanah jauh lebih baik, dalam satu menit putaran rotarinya mencapai 540 dan kedalaman rotarinya juga bisa diatur sesuai dengan lahan sawah, sehingga struktur tanah terolah dengan baik dan pupuk yang terendap dalam tanah bisa termanfaatkan kembali dan merangsang pertumbuhan akar tanaman padi serta mengurangi takaran pupuk. 

Kedua, kecepatan kerja dalam satu jam traktor ini mampu membajak hingga dua hektar, jadi kalau dalam satu hari digunakan selama 8 jam maka hasil garapannya mencapai 16 hektar. “Bentuk traktor seperti ini juga tidak memberi peluang bagi para maling traktor yang suka mencuri mesin diesel, kalau dibawa semuanya pasti keburu ketangkep,” jelasnya.

Lebih lanjut Yuda juga mengatakan bahwa keunggulan lain dari traktor ini adalah multifungsi, artinya bisa digunakan untuk membajak tanah sawah maupun tanah perkebunan, sehingga ketika tidak digunakan di lahan pesawahan, traktor ini juga bisa dimanfaatkan untuk tanah darat. Diteruskannya bahwa traktor model baru keluaran Kubota ini di Karawang baru 5 unit. “Harganya mencapai Rp 280 juta, tapi belum dipasarkan untuk umum,” katanya.

Haji Zeni, salah seorang petani di Wadas mengatakan bahwa untuk biaya pembajakan menggunakan traktor jenis baru ini sama dengan hand tractor yang biasa dipakai oleh petani. “Tapi lebih cepat dan hasil bajakannya lebih bagus, jadi sangat cocok dengan kondisi saat ini di mana perubahan iklim tidak menentu. 

Jadwal tanam bisa tepat waktu sehingga bisa menghemat air, apalagi kabarnya Jatiluhur sudah surut,” pungkasnya. Sayangnya, teknologi pertanian ini belum dipasarkan, perusahaan masih menggunakan pola kerjasama dengan para petani.

Sumber : Radar Karawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar