Batuk Pilek Bisa Berkomplikasi ke Telinga..!


Mendadak tuli setelah seminggu batuk-pilek disertai rasa nyeri di telinga dan demam tinggi, ini mungkin merupakan gejala sudah terjadi radang di telinga tengah. Ada cairan terjebak di ruang telinga tengah. Jika tak diobati, penyakit bisa berlanjut dengan ikut nimbrungnya kuman, lalu terjadi infeksi telinga tengah yang kita kenal sebagal congek.

Gejala penyakit yang lebih serius bisa terjadi bila pilek dan hidung mampet berlangsung sampai setahun disertai rasa tidak enak di leher dan lendir yang keluar atau mulut bercampur darah. Pasien bisa didiagnosis terkena kanker tenggorok pasopharynx carcinoma bila gejala itu masih ditambah lagi dengan pendengaran yang terus berkurang, badan bertambah kurus, penglihatan mulai aneh karena bayangan di mata terlihat dobel, dan pilek semakin menjadi-jadi.

Menyebabkan Tuli
Menurut MSNBC Health, kanker ganas hidung-tenggorok merupakan satu dan lebih sepuluh penyebab tuli dadakan. Tuli dadakan muncul juga jika ada kanker pada saraf otak nomor VIII.

Sama seperti pada kanker hidung-tenggorokan, kanker neurinoma saraf VIII pun membuat saraf pendengaran tak berfungsi lagi. Tuli terjadi juga jika ada gangguan aliran darah ke telinga. Aliran darah ke telinga terganggu oleb sumbatan pembuluh, atau terserang perdarahan. Diawali dengan seringnya mengeluh ada suara berdenging, rasa pusing tujuh keliling, lalu pendengaran kian menurun. Selain gangguan aliran darah, tuli terjadi sehabis infeksi virus cacar air, campak, gondongan, atau flu.

Jadi, waspadalah jika pilek tak kunjung sembuh, apalagi disertai dengan pendengaran menurun. Batuk-pilek lama bisa berkomplikasi ke telinga tengah. Rasa penuh dan nyeri di telinga yang menyertai batuk dan pilek yang dibarengi dengan demam tinggi dan pendengaran menurun, menunjukkan kemungkinan sudah terjadi radang telinga tengah. Ada cairan yang terjebak di ruang telinga tengah lalu terjadi infeksi. Infeksi pada telinga tengah inilah yang kita kenal sebagal congek.

Pada congekan, nanah di ruangan telinga tengah terjebak tak bisa keluar. Satu-satunya jalan dengan menjebol gendang telinga yang tipis seperti balon. Akhirnya gendang telinga koyak. Saat itu, pendengaran tidak tajam lagi. Karena itu, obati flu dan infeksi telinga tengah sebelum gendang telinga dijebol. Mintalah nasihat dokter sebelum memakai obat yang bisa bikin tuli.

Bisa Kumat
Di musim hujan berkepanjangan yang bisa bikin banjir ini kewaspadaan perlu ditingkatkan. Banjir tak hanya memunculkan penyakit demam berdarah, chikungunya, dan diare. Telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) juga bisa bermasalah. 

Banyak penyakit muncul gara-gara banjir. Air sungai, selokan, dan comberan yang penuh limbah, termasuk penampungan tinja yang meluap, akan membawa banyak bibit penyakit. Cacingan, infeksi perut, kulit, mata, hingga saluran napas bagian atas, termasuk flu, batuk, dan pilek, bisa kapan saja terjadi.
Virus flu akan mudah menyerang mereka yang lemah kondisi tubuhnya serta yang hidungnya sering alergi. Dengan demikian, bukannya tidak mungkin mereka akan menderita batuk-pilek terus menerus.

Selama banjir, pengidap sinusitis juga perlu waspada. Sinusitis bisa memburuk selama banjir. Mereka yang pernah congekan, mungkin kumat sehabis banjir. Air kotor yang mungkin memasuki liang telinga yang sudah bocor, memudahkan bersarangnya bibit penyakit di liang telinga tengah. Seperti sudah diuraikan di atas, bibit penyakit ini bisa juga menyerang lewat batuk-pilek yang panjang tanpa kunjung diobati dengan antibiotika.
Secara sederhana, kumatnya batuk-pilek yang bisa berkomplikasi ke telinga itu bisa dicegah dengan memelihara daya tahan tubuh. Mereka yang mudah terkena alergi hidung perlu siap sedia obat antialergi, tidak minum es dan mandi air dingin.

Minum kopi atau wedang jahe dan makan masakan yang serba hangat memang merupakan cara jitu menangkal kemungkinan terserang virus. Apalagi kalau pada masakan hangat itu mengandung banyak gizi, semisal sup ayam, yang sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Satu hal lain yang tak kalah penting dalam berjaga-jaga mencegah ancaman terhadap THT adalah tidak membiasakan memasukkan jari-jari tangan ke liang hidung, mulut, telinga, atau mengucek mata. Kebiasaan sederhana ini tanpa disadari bisa mendatangkan bahaya. Bibit penyakit yang mungkin sudah tersangkut di jari atau tersembunyidi balik kuku bisa memasuki tubuh melalui liang berselaput lendir tersebut.

Karena itu, tak ada ruginya menghentikan kebiasaan memasukkan jari ke telinga, hidung atau mulut, terutama di musim banjir ini . Gunakan sapu tangan, kertas tisu, atau cotton-bud bersih untuk merawat THT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar