Meskipun kedelai banyak direkomendasikan
oleh para ahli untuk dimasukkan dalam pola makan sehari-hari, namun beberapa
bukti ilmiah menyebutkan pangan kaya protein ini sebaiknya dibatasi. Bagaimana
menyiasati kontroversi ini?
Para ahli dari American Cancer Society
menyebutkan, jika kedelai rutin dikonsumsi sejak usia muda, maka bukan
hanya kita akan terhindari dari kanker payudara tapi juga keropos tulang.
Kedelai memang diketahui akan meningkatkan
produksi hormon estrogen, hormon seks perempuan, dalam tubuh. Karena itu
pria berusia muda tidak disarankan mengonsumi terlalu banyak kedelai, demikian
juga dengan wanita yang beresiko tinggi terkena kanker payudara.
Ini berarti, sebenarnya efek kedelai
pada tubuh tergantung pada faktor personal. Untuk itu ada beberapa panduan
aman dalam mengonsumsi kedelai.
Ketahui porsinya
Satu porsi sajian kedelai setara dengan
setengah cangkir biji kedelai, setengah cangkir tempe, setengah cangkir
protein kedelai, empat ons tahu, dua sendok teh miso atau satu cangkir
susu kedelai.
Ketahui sumber pangan mengandung kedelai
Kedelai banyak dipakai dalam berbagai
produk makanan, termasuk sereal, roti, atau snack batangan. Produk kedelai
yang sudah melalui pemrosesan seperti menjadi produk minyak atau kecap,
mengandung isoflavon lebih sedikit. Karena itu untuk wanita yang beresiko
tinggi menderita kanker payudara sebaiknya mengenali produk apa saja yang
mengandung kedelai dan mengasupnya dalam jumlah sedang.
Waspadai jika menderita tiroid
Kedelai mengandung "anti-nutrient"
yang berkaitan dengan penekanan fungsi tiroid, termasuk mengurangi penyerapan
mineral dan protein pada orang yang sebelumnya sudah menderita kondisi
ini. Suplemen yang mengandung kedelai juga diketahui mengganggu obat-obatan
tirodi. Untuk amannya, para ahli mengajurkan agar mengonsumsi kedelai yang
difermentasi seperti tempe atau tahu.
Pilih yang organik
Hampir 90 persen kedelai di Amerika
merupakan produk rekayasa genetik, karena itu sebisa mungkin pilih produk
yang organik. Produk rekayasa genetik yang sering diasup anak-anak akan
meningkatkan risiko alergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar